Sebelumnya kita telah dijelaskan mengenai Potensi dari SeratBambu. Lalu bagaimana serat bambu didapatkan?
Bagaimana pemrosesan bambu yang tadinya berbentuk batang hingga menjadi kumpulan
helai serat? Pembuatan serat bambu terdapat dua pilihan metode yaitu metode mekanik dan metode ekstraksi kimia. Berikut penjelasannya.
Pada metode mekanik terdapat 5 tahap yaitu; persiapan, retting, breaking, scutching, dan hackling. Pada tahap persiapan, batang bambu berumur 2-8 bulan
diambil tanpa daun dan cabang rantingnya. Kemudian dipotong dalam bentuk yang
tipis seperti lempengan (ukuran kira-kira: panjang 20-30 cm, tipis 2-3 mm).
Selanjutnya proses retting, yang menggunakan mikroorganisme atau alkali untuk
melarutkan atau membusukan jaringan dan pektin pada bambu. Proses ini
mempermudah pemisahan serat dari batang. Lalu selanjutnya proses breaking yang
merupakan proses pemisahan serat dengan batang bambu secara
mekanik. Dapat menggunakan tangan atau mesin. Hasil dari breaking
berupa bundel serat. Selanjutnya proses scutching yang merupakan proses
menghilangkan komponen lain pada serat kasar hasil breaking. Seperti
serat yang membusuk atau serpihan komponen lainnya selain serat bambu. Proses
scuchting menggunakan pisau atau benda tajam lainnya. Dan prosesnya dapat
menggunakan tangan maupun mesin. Kemudian proses akhir dari ekstraksi mekanik
adalah hackling. Proses ini adalah proses pelurusan serat. Proses hackling
menggunakan alat sejenis sisir. Sehingga serat-serat dapat diluruskan.
Untuk metode ekstraksi kimia delapan tahap yaitu persiapan, steeping, pressing, shredding, ageing, xanthation,
dissolving, dan washing. Persiapan pada proses
kimia sama dengan proses mekanik. Selanjutnya steeping, proses perendaman slab
bambu kedalam larutan NaOH. Pada temperatur 20-25 0C dalam
waktu 1-3 jam. Selanjutnya bambu hasil rendaman diperas untuk mengeluarkan
larutan NaOH. Selanjutnya proses shredding. Pada proses ini, bambu
digiling/dirobek-robek secara mekanik untuk menghasilkan serat bambu. Proses
shredding bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan serat bambu yang
kasar agar proses reaksi kimiawi selanjutnya dapat lebih mudah.
Selanjutnya hasil shredding didiamkan dan mengering selama 24
jam. Selama proses ini, serat yang masih mengandung alkali
teroksidasi, lalu kemudian menghasilkan densitas yang lebih ringan. Xanthation
adalah proses mereaksikan alkali selulosa pada serat dengan karbon
disufida untuk membentuk cellulose xanthate. Dissolving merupakan
proses pelarutan cellulose xanthate hasil proses xanthation
dengan NaOH. Kemudian hasil dissolving dibilas dengan air untuk menghilangkan
sifat alkalinya. Lalu didapatkanlah serat selulosa bambu.
Setelah didapatkan serat bambu, selanjutanya proses yang dilakukan sama dengan proses memilin benang dari bahan katun. Untuk proses yang satu ini mungkin pembaca sudah familiar dan tidak perlu saya jelaskan disini.
Berikut diatas adalah penjelasan mengenai pemrosesan serat bambu. Mengingat bambu sangat mudah didapatkan, siapa tahu ada diantara pembaca yang terinspirasi untuk memulai usaha membuat serat bambu. :)
Sumber:
Phong,
N.T., et al. (2012) Study on How to Effectively Extract Bamboo Fibers from Raw
Bamboo and Wastewater Treatment. Journal
of Materials Science Research. Vol. 1, No. 1; January 2012: 144-155.
Schindle,
N. (2010) Determining the Sustainability of Bamboo Fibers.