Bambu merupakan salah satu material yang banyak pemanfaatan aplikasinya serta mudah ditemukan. Baik di daerah tropis maupun subtropis. Selain itu bambu merupakan salah satu spesies tanaman yang memiliki kecepatan pertumbuhan tertinggi dibanding spesies tanaman lainnya. Berbagai macam pemrosesan dilakukan untuk mendapatkan serat bambu. Serat bambu menjadi potensial untuk dikembangkan karena jumlah produksinya yang tinggi dibandingkan serat lainnya. Sebagai contoh, produksi bambu dapat mencapai 60 ton per hektar per masa panen (2-5 tahun). Dibandingkan dengan katun yang hanya 1-2 ton per hektar per masa panen. Melihat banyaknya supply bambu daripada katun, sudah dapat dipastikan harga bambu lebih murah. Disini bambu memiliki keungullan ekonomis.
Gambar serat bambu dengam mikroskop SEM. Rata-rata serat bambu hanya memiliki ketebalan ratusan mikrometer.[1]
Menurut penelitian, serat bambu memiliki kelebihan sebagai bahan tekstil dibanding katun
serat alam lainnya seperti kekuatannya yang tinggi, densitasnya yang rendah, dan
penyerapan airnya yang tinggi. Sehingga pakaian berbahan serat bambu lebih kuat namun juga
lebih ringan dan mudah menyerap keringat. Selain
itu serat bambu juga lebih
bersifat anti-bakteri sehingga dapat meminimalisir bau badan.
Selain bahan tekstil, serat bambu juga memiliki potensi sebagai insulator panas.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, bagaiman cara mendapatkan serat bambu dari batang bambu? Baca selanjutnya di Proses Mendapatkan Serat Bambu.
Gambar produk tekstil hasil serat bambu, sekilas tak ada bedanya kan?
Selain bahan tekstil, serat bambu juga memiliki potensi sebagai insulator panas.
Kemudian yang menjadi pertanyaan, bagaiman cara mendapatkan serat bambu dari batang bambu? Baca selanjutnya di Proses Mendapatkan Serat Bambu.
[1]
Phong, N.T., et al. (2012) Study on How to Effectively Extract Bamboo Fibers from
Raw Bamboo and Wastewater
Treatment. Journal of
Materials Science Research. Vol. 1, No. 1;
January 2012: 144-155.
0 comments:
Post a Comment