April 25, 2015

Pembuatan Serat Bambu Sebagai Bahan Tekstil

Sebelumnya kita telah dijelaskan mengenai Potensi dari SeratBambu. Lalu bagaimana serat bambu didapatkan? Bagaimana pemrosesan bambu yang tadinya berbentuk batang hingga menjadi kumpulan helai serat? Pembuatan serat bambu terdapat dua pilihan metode yaitu metode mekanik dan metode ekstraksi kimia. Berikut penjelasannya.

Pada metode mekanik terdapat 5 tahap yaitu; persiapan, retting, breaking, scutching, dan hackling. Pada tahap persiapan, batang bambu berumur 2-8 bulan diambil tanpa daun dan cabang rantingnya. Kemudian dipotong dalam bentuk yang tipis seperti lempengan (ukuran kira-kira: panjang 20-30 cm, tipis 2-3 mm). Selanjutnya proses retting, yang menggunakan mikroorganisme atau alkali untuk melarutkan atau membusukan jaringan dan pektin pada bambu. Proses ini mempermudah pemisahan serat dari batang. Lalu selanjutnya proses breaking yang merupakan proses pemisahan serat dengan batang bambu secara mekanik.  Dapat menggunakan tangan atau mesin. Hasil dari breaking berupa bundel serat. Selanjutnya proses scutching yang merupakan proses menghilangkan  komponen lain pada serat kasar hasil breaking. Seperti serat yang membusuk atau serpihan komponen lainnya selain serat bambu. Proses scuchting menggunakan pisau atau benda tajam lainnya. Dan prosesnya dapat menggunakan tangan maupun mesin. Kemudian proses akhir dari ekstraksi mekanik adalah hackling. Proses ini adalah proses pelurusan serat. Proses hackling menggunakan alat sejenis sisir. Sehingga serat-serat dapat diluruskan.

Untuk metode ekstraksi kimia delapan tahap yaitu persiapan, steeping, pressing, shredding, ageing, xanthation, dissolving, dan washing. Persiapan pada proses kimia sama dengan proses mekanik. Selanjutnya steeping, proses perendaman slab bambu kedalam larutan NaOH. Pada temperatur 20-25 0C dalam waktu 1-3 jam. Selanjutnya bambu hasil rendaman diperas untuk mengeluarkan larutan NaOH. Selanjutnya proses shredding. Pada proses ini, bambu digiling/dirobek-robek secara mekanik untuk menghasilkan serat bambu. Proses shredding bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan serat bambu yang kasar  agar proses reaksi kimiawi selanjutnya dapat lebih mudah. Selanjutnya hasil shredding didiamkan dan mengering selama 24 jam.  Selama proses ini, serat yang masih mengandung alkali teroksidasi, lalu kemudian menghasilkan densitas yang lebih ringan. Xanthation adalah proses mereaksikan  alkali selulosa pada serat dengan karbon disufida untuk membentuk cellulose xanthate. Dissolving merupakan proses pelarutan cellulose xanthate hasil proses xanthation dengan NaOH. Kemudian hasil dissolving dibilas dengan air untuk menghilangkan sifat alkalinya. Lalu didapatkanlah serat selulosa bambu.

Setelah didapatkan serat bambu, selanjutanya proses yang dilakukan sama dengan proses memilin benang dari bahan katun. Untuk proses yang satu ini mungkin pembaca sudah familiar dan tidak perlu saya jelaskan disini.

Berikut diatas adalah penjelasan mengenai pemrosesan serat bambu. Mengingat bambu sangat mudah didapatkan, siapa tahu ada diantara pembaca yang terinspirasi untuk memulai usaha membuat serat bambu. :)

Sumber:
Phong, N.T., et al. (2012) Study on How to Effectively Extract Bamboo Fibers from Raw Bamboo and Wastewater Treatment. Journal of Materials Science Research. Vol. 1, No. 1; January 2012: 144-155.
Schindle, N. (2010) Determining the Sustainability of Bamboo Fibers


2 comments: