April 19, 2015

Solid-state Drive (SSD) vs. HardDisk Drive (HDD), dan Cara Kerjanya



Gambar solid-state drive, courtesy: intel.com


Solid-state drive (SSD) mulai menggeser posisi harddisk drive (HDD) sebagai media penyimpan data. Meski lebih mahal, SSD memiliki banyak keunggulan seperti kecepatan proses data yang tinggi, umur yang lebih lama, tidak mudah panas, lebih tahan goncangan dan getaran, ukuran yang lebih kecil, dan masih banyak lagi. Lantas apa yang membuat SSD memiliki banyak keunggulan daripada HDD?



Gambar atas: HDD, bawah: SSD, courtesy: phys.org

Pada HDD, media yang digunakan adalah magnetic recording media berbentuk piringan bulat. HDD memiliki komponen yang bertugas sebagai penyimpan data dan pembaca data. HDD serupa media penyimpanan lainnya seperti CD, DVD, atau Blu-ray disc. Media penyimpanan disk yang berbentuk bulat memiliki bahan dasar keramik yang memiliki lapisan tipis (thin film) magnetik pada permukaannya. Lapisan tipis magnetik ini yang menjadi media penyimpanan data. 

Pada SSD, media yang digunakan bukan magnetic recording media melainkan chip semikonduktor. Chip SSD memiliki kesamaan dengan chip yang ada pada perangkat motherboard seperti RAM. Perbedaannya adalah jenis chip yang dipakai pada RAM adalah jenis NOR flash sementara pada SSD adalah NAND flash. NOR flash termasuk ke dalam jenis volatile memory yang memerlukan aliran listrik agar data tidak terhapus. NAND flash termasuk ke dalam jenis non-volatile memory yang datanya tidak akan terhapus tanpa aliran listrik.

Ketika proses pembacaan data, HDD membutuhkan waktu untuk berputar sampai kecepatan maksimum. Sementara pada SSD tidak. Oleh karena itu pada proses start-up komputer yang menggunakan SSD bisa 2-3 kali lebih cepat daripada HDD. Proses perputaran disk pada HDD juga menimbulkan panas dan suara berlebih daripada SSD.


0 comments:

Post a Comment